#

Kreasi
Berita seputar Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

Sepatu Tuhan Untuk Sang Pemimpin

Label:
Perdebatan tentang Tuhan menjadi wacana yang tak pernah henti menghiasi setiap jengkal peradaban manusia, eksistensi ketuhanan sebagai entitas yang menggerakkan segala yang bergerak adalah subtansi Dari kemahakuasaan. Tak pelak seruan, pujian dan variasi ritual menjadi symbol pemujaan yang senantiasa menjadi pertentangan disetiap pangkal dan penghujung abad di pelanet ketiga. Konsepsi Ketuhanan hadir disetiap manusia untuk menyemai kasih dan kebaikan, hal ini merupakan ajaran lisensi dari Tuhan secara universal disetiap deretan bait kitab-kitab suci, yang tidak untuk dipertentangkan tapi layak untuk didiskusikan.

Kemanusiaan bukanlah entitas yang layak disejajarkan dengan ketuhanan, karena ketuhanan menghadirkan konsepsi kehidupan dan kemanusiaan serta kekuasaan. Kekuasaan dalam konsepsi kemanusiaan adalah refleksi pengimplementasian nilai-nilai ketuhanan dalam ruang kehidupan sebagai agenda estafet keterwakilan Tuhan dimuka bumi. Kekuasaan dan sinergitas kemanusiaan yang berketuhanan, seyogyanya diaplikasikan dalam bentuk kepemimpinan yang berkesesuaian dengan amanah dan tanggung jawab manusia, sebagai persembahan ritual, berupa ibadah kepada Tuhan.

Pemimpin adalah pilihan rakyat, suara rakyat adalah suara Tuhan, pameo ini selalu mewarnai resepsi pesta politik tahunan yang terpajang disetiap sudut jalan dihamparan seribu mata yang memandang, tak sedikitpun orang kagum, kagum bukan karena programnya, tapi maknah slogan menjadi identitas yang bernuansa menjatuhkan menjadi hamparan warna pelangi yang tidak lagi indah dipandang, mungkin ini adalah semboyan kemajuan demokrasi yang harus dijunjung tinggi, sebagai bentuk penghambaan diri kepada Tuhan atas nama kekuasaan atau karena Tuhan tak lagi hadir dalam maknah setiap symbol – symbol yang berwarna itu, meskipun akhirnya rakyat menjadi objek eksplorasi politik demi menjejali setiap jengkal kekuasaan atas nama Tuhan (rakyat).

Kepemimpinan (Imamah) dan Pemerintahan

Kepemimpinan atau Imamah (dalam konsepasi kenabian) adalah pemandu dan pemimpin keagamaan yang dimandat langsung oleh Tuhan seperti nabi disetiap kitab suci. Namun berakhirnya kenabian tidak berarti berakhirnya kepemimpinan ilahia. “Sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia” (Qs. Albaqarah :124) . Argumen ini adalah catatan bahwa antara imamah dan kenabian adalah dua misi yang berbeda dan kondisi yang berbeda sehingga konsepsi ini menunjukkan bahwasannya tugas seorang imam adalah mengawasi, memimpin dan memperhatikan orang-orang yang menerima kepemimpinanya. Dalam keyakinan syiah, antara kenabian dan pemimpin (Imamah) adalah pembawa risalah dan penunjuk jalan bagi manusia, sehingga kepemimpinan ilahia dan Imamah tak pernah ada akhirnya sepanjang kehidupan manusia. ( Murthadah Muttahari : Manusia dan Alam Semesta ).

Kepemimpinan dalam paradigma agama, menuntut adanya toleransi yang diteransformasikan melalui korelasi antara normatifitas wahyu dengan historisitas manusia, sehingga jarak antara kebebasan manusia dan keharusan universal mampu direduksi dan disejajarkan melalui toleransi, untuk meminimalisir kenyataan getir masyarakat, berupa tuntutan hidup yang terasa sulit dan krisis yang menggurita. Agama dalam setiap untaian kalimatnya adalah makna dari setiap kata yang merefleksikan keadilan, kedamaian dan keindahan, agama yang rasional dan mampu menjawab setiap jengkal permasalahan manusia adalah agama yang mampu eksis ditengah persaingan global serta Agama yang mampu menemukenali dan memproteksi fenomena social ekonomi, sosio politik dan sosio-kultural ( Harun nasution). Kuasa agama akhirnya tak berhenti dalam sebuah retorika dakwah yang bersenada dengan jargon kekuasaan akan tetapi mampu teraplikasikan dalam realitas empirik kemanusiaan, sebagai wujud tanggung jawab sang pemimpin, yakni pemimpin yang bertuhan.

Akhirnya, kembali pada sebuah kata. Kata adalah visualisasi dari maknah empirik yang lahir dari sebuah kesepakataan, kesepakatan untuk menghadirkan maknah hidup dalam rangkaian symbol yang berdialektika dengan perinsip dan etika kapital. Ketika kata memilih kekuasaan sebagai visualisasi dari tulisan ini, maka kekuasaan bukan untuk saya atau anda, kekuasan bukan pula untuk golongan atau komunitas tertentu, karena kekuasaan bukan untuk siapa- siapa, tapi kekuasaan milik rakyat, karena suara rakyat adalah suara tuhan yang layak dan patut diberikan kepada pemimpin yang mau bersepatu Tuhan.
Wallahu alam bissawab.
Rudiansyah (Pemerhati Politik)


0 komentar:

Posting Komentar

CHATTING

Label Cloud


Apresiasikan Kreasimu !!!

Situs Kreasi dibangun untuk memberi informasi seputar kampus UIN Alauddin Makassar. Selain itu, Situs ini juga dibangun untuk menampung aspirasi Masyarakat UIN baik itu Rektor, Pembantu rektor, Dosen, Pegawai, Mahasiswa, Pengamat akademis, sampai pada masyarakat umum yang ingin berkomentar tentang masalah seputar pendidikan.

Untuk itu, kami dari Team Kreasi menerima tulisan anda untuk dimuat di situs ini. baik itu berupa Artikel, opini, berita, hingga keluh kesah tentang masalah Kampus UIN.

Apresiasi anda adalah wujud kreasi dalam mengembangkan UIN Alauddin kedepan. Kirimkan tulisan anda dan biarkan Dunia membacanya !

Tulisan dikirim ke Alamat email berikut :

kreasi_s4.kirimtulisan@blogger.com
cantumkan Nama, Alamat, dan Profesi anda.
Terima kasih,


Team Kreasi

About Kreasi

Foto saya
Media yang muncul atas dasar Kreatifitas yang tak terbendung dari sebuah tim Bernama S_4.

Kreasi Lovers

Info Beasiswa

More About Phone